Pada tanggal 5 Juli 2019, India menjadi negara ke-65 yang bergabung dengan Koalisi Iklim & Udara Bersih Perserikatan Bangsa-Bangsa (CCAC), yang berupaya memantau dan mengurangi emisi berbahaya yang terbawa oleh udara dengan pendekatan yang berorientasi pada solusi yang komprehensif.¹

Bergabungnya India dengan CCAC adalah sesuai dengan komitmen yang dibuat oleh Prakash Javadekar, Menteri Lingkungan Hidup, Hutan dan Perubahan Iklim India, pada perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia PBB di bulan Juni. Hal ini menandai sebuah resolusi baru bagi negara ini, yang menghadapi tantangan kualitas udara yang signifikan.

Menurut Laporan Kualitas Udara Dunia tahun 2018, India merupakan rumah bagi 22 dari 30 negara dengan kualitas udara terburuk di dunia. kota paling tercemar di dunia. Dari 15 kota yang paling tercemar, rata-rata paparan PM2.5 tahunan lebih dari 10 kali lipat dari target WHO yaitu 10µg/m³, sehingga menimbulkan risiko yang signifikan bagi penduduk lokal dan lingkungan.

Menteri Javadekar menjelaskan bahwa "India akan bekerja sama dengan negara-negara Koalisi untuk mengadopsi energi yang lebih bersih, pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan, serta transportasi, pertanian, industri dan pengelolaan limbah yang ramah lingkungan untuk mempromosikan udara yang bersih." Hal ini akan mencakup saran mengenai praktik-praktik terbaik untuk Program Udara Bersih Nasional (NCAP) India, yang bertujuan untuk mengurangi polusi udara PM2.5 dan PM10 sebesar 20-30% pada tahun 2024.²

Koalisi ini juga berupaya untuk mendapatkan manfaat dari pengalaman dan tantangan unik India, serta menggunakan kolaborasi ini untuk meningkatkan jangkauan internasional.

CCAC PBB telah menguraikan 11 inisiatif yang secara bersama-sama bertujuan untuk mencegah lebih dari 2,5 juta kematian dini akibat polusi udara setiap tahunnya, mengurangi tingkat karbon dioksida global, dan mencapai tujuan yang digariskan dalam Perjanjian Paris untuk menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat Celcius.³